Senin, 21 November 2016

Perbandingan Senjata Nuklir yang Ada di Dunia Khususnya Saat Dulu dan Sekarang Oleh Fahreza Saputra

Perbandingan Senjata Nuklir yang Ada di Dunia Khususnya Saat Dulu dan Sekarang

A.   Pendahuluan


            Secara sederhana Nuklir adalah hasil proses pelepasan energi yang terjadi sebagai reaksi dari penggabungan (fusi) atau pembelahan (fisi) inti atom, melalui “pengayaan” atau “enrichment”, sedangkan persoalan biasanya akan mulai muncul pada saat sebuah Negara mempunyai fasilitas yang mampu menjalankan proses pengayaan.

Logo Badan Tenaga Nuklir Nasional

Menjelang pecahnya PD II, tepatnya 2 Agustus 1939, Albert Einstein mengirim surat kepada Presiden AS Franklin Delano Roosevelt dan menginformasikan  bahwa Nazi Jerman tengah giat memurnikan Uranium 235 untuk membuat  bom nuklir ; dan menyarankan agar pihak AS untuk mendahului pengembangan bom nuklir sebelum Jerman melakukannya.

                                  
                                                                                                     Franklin D Roosevelt 
                              

Presiden AS menerima saran tersebut dan menggelar suatu proyek rahasia bersandi"Manhattan Project" ; berlokasi di  Hanford, Washington, Oak Ridge, Tennese, dengan laboratorium utamanya di Los Alamos, New Mexico seluas 20.000 hektar. Banyak pekerja tidak mengetahui apa yang dikerjakan, sedangkan para Insinyur penting mungkin mengerti, namun mereka lebih memilih bekerja tanpa banyak bicara dibawah pengawasan penuh J. Robert Oppenheimer, seorang ahli fisika nuklir. 


Albert Einstein dan Oppenheimer

Pada tanggal 16 Juli 1945 tepat pada jam 5:29:45 waktu setempat, dengan menyemburkan kilatan putih di lembah gurun Jemez, utara New Mexico ; yang dikenal dengan nama “Trinity”,  bom nuklir pertama yang diberi nama “The Gadget” berhasil menguak tenaga inti dan membuka era baru dalam tenaga atom.


Little Boy(depan) dan Fat Man (belakang)

Setelah percobaan yang berhasil tersebut, bom nuklir kedua adalah“Little Boy” ; berat bom ini sekitar 4,5 ton menggunakan bahan ledak uranium bermassa superkritis Uranium 235 sebesar 50 kg, dijatuhkan di Hiroshima tanggal 6 Agustus 1945 jam 8:15.  Selanjutnya  , bom nuklir ketiga adalah “Fat Man” ;  berat bom ini sekitar 4,6 ton menggunakan bahan ledak Plutonium bermassa superkritis Plutonium 239 sebesar 16 kg, dijatuhkan di Nagasaki tanggal 9 Agustus 1945.
Pada uraian diatas telah disampaikan secara sederhana proses terjadinya fisi dan fusi, yaitu bahwa inti atom berat (radioaktif) bisa dibelah dengan menembakkan sebuah netron ; karena zarah ini tidak bermuatan sehingga tidak menimbulkan gaya tolak coulomb terhadap inti-inti atom bermuatan positif, proton. Reaksi pembelahan (fisi) sebuah inti akan menghasilkan rata-rata 2,5 netron dan beberapa inti baru. 
Pada bom atom, reaksi pembelahan ini akan terus berantai tidak terkendali karena netron baru tidak dicegah untuk menumbuk inti-inti yang telah dihasilkan. Yang sangat bahaya, karena dalam setiap pembelahan inti akan terjadi pelepasan energi yang besar. 
Contohnya, pada pembelahan satu inti uranium dilepaskan energi sebesar 208 MeV. Satu MeV setara dengan energi listrik 4,45 x 10-20 kWh. Itu baru untuk satu nuklida (inti atom). Bila menilik ukuran atom, mungkin kita sulit percaya bahwasanya sebuah nuklida yang tersusun oleh proton-proton dan netron ukurannya berada dalam orde 10-15 meter. Untuk membuat bayangan sederhana, baiklah ukuran inti atom kita perbesar seukuran kelereng. Maka, bila kita tempatkan kelereng itu di tengah lapangan sepak bola, itulah gambaran nuklida di dalam atom. Sungguh kecil. Namun demikian, inti atom ternyata mengandung lebih dari 99,9 persen massa atomnya, atau setara dengan 1.800 kali massa sebuah orbitalnya, elektron.
Keberhasilan  Amerika Serikat tersebut segera diikuti oleh  Uni Soviet pemilikan senjata atom (1949) dan senjata termonuklir(1954)Inggris yang pemilikan bom atom (1952) dan bom hidrogen(1957)Perancis pemilikan bom atom (1960) dan bom hidrogen(1968)RRC pemilikan bom atom (1964) dan bom hidrogen tahun(1966). Di luar negara anggota tetap Dewan Keamanan di atas, pemilikan senjata nuklir meluas ke India, pemilikan bom atom plutonium (1974) dan Pakistan (1998) ; selain itu masih ada negara yang diayakini telah mempunyai bom nuklir tetapi belum pernah mempublikasikannya ; yaitu  Israel diperkirakan memiliki sekitar 200 bom nuklir, Korea Utara dan Iran.
          Perlombaan kepemilikan bom nuklir tersebut, terutama pada era perang dingin (’50 an – ’70 an) dan terjadinya Krisis Misil Kuba yang dimulai ketika Uni Soviet menempatkan misil-misil nuklir di Kuba dan diarahkan ke Amerika Serikat pada 1962 diyakini sebagai saat terdekat dunia dengan bencana nuklir ; krisis itu dapat dihindari dengan imbalan janji AS untuk menyingkirkan misil-misil nuklir serupa di Turki dan untuk tidak pernah menyerang Kuba lagi. 
Kecemasan akan bencana yang bisa terjadi akibat perang nuklir, menerbitkan kesadaran pada lima negara pemilik senjata nuklir(Nuclear Weapon States / NWS) untuk tidak mentransfer teknologi senjata nuklir maupun hulu ledak nuklir ke negara lain, dan negara-negara non-NWS setuju untuk tidak meneliti atau mengembangkan senjata nuklir melalui Traktat Nonproliferasi Nuklir (Nuclear Non-Proliferation Treaty / NPT) yang mulai diberlakukan tahun 1970 dan telah diratifikasi oleh 190 Negara. 
Selain daripada itu sejumlah negara dalam suatu kawasan menetapkan zona bebas nuklir, seperti di Pasifik Selatan (berdasarkan Persetujuan Rarotonga, 1985), di Amerika Latin (Persetujuan Tlatelolco, 1967), dan di Asia Tenggara (Deklarasi SEANWFZ, Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara/Persetujuan Bangkok, 1995). Sementara di lingkungan elite nuklir sendiri ditegakkan larangan uji nuklir secara komprehensif melalui CTBT (Comprehensive Test Ban Treaty), 1996. 

Mobilitas Senjata Nuklir.
Masa pemakaian senjata nuklir strategis sebagai senjata berbentuk besar untuk  menghancurkan taget besar seperti kota sudah berakhir. Pada masa ini senjata nuklir strategis telah digantikan dengan senjata nuklir taktis yang berbentuk lebih kecil, tetapi memberikan mobilitas dan akurasi yang tinggi.

Parade ICBM di Lapangan Merah Kremlin
Hal tersebut dapat terjadi karena misil yang berhulu ledak nuklir dapat diangkut oleh kenderaan darat yang dikenal dengan sebutanMIRV (Multiple Independent Re-entry Vehicle) yang secara umum terdiri dari satu kenderaan sebagai penarik dengan rangkaian peluncur berkemampuan melontarkan misil mencapai ketinggian sub-orbit dan orbit serta satu unit misil berhulu ledak nuklir.

B.   Pembahasan
            Oleh karena taktis dan meningkatnya tehnologi misil nuklir mengakibatkan misil-misil pada masa ini mempunyai  kemampuan destruktif yang jauh lebih tinggi dari “Fat Man” dan “Little Boy”, perbandingannya dapat dilihat di tabel berikut :




C.   Kesimpulan
          Dari apa yang bisa kita lihat ditas, perkembangan nuklir sudah jauh lebih maju ketimbang di jaman PD II. Kekuatan jangkauan ledakan sudah bisa menghancurkan dataran yang menurut saya sangat luas. Inilah hasil dari perkembangan Ilmu dan Pengetahuan.
            Setiap Negara di dunia berhak mengembangkan ilmu dan pengetahuan(IPTEK) mereka, karena pada dasarnya pengetahuan dan teknologi dibutuhkan untuk membawa kemudahan untuk umat manusia. Tetapi alangkah baiknya jika pengenmbahan IPTEK tidak digunakan untuk menimbulkan perang.
           

Sumber:



Share:

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar

animasi bergerak gif

Universitas Gunadarma

Diberdayakan oleh Blogger.