Nama : Fahreza Saputra
NPM : 23414789
Kelas : 3IC08
Maintenance Dan Repair
- Definisi
Pemeliharaan
(maintenance) adalah kegiatan yang dilakukan untuk menjaga kondisi suatu
barang agar dapat beroperasi sesuai dengan kemampuannya sampai waktu yang telah
ditentukan pada spesifikasinya. Sedangakan repair adalah kegiatan
mengganti atau memperbaiki sebagian dari peralatan yang rusak agar dapat
beroperasi kembali sesuai fungsi dan kemampuannya seperti keadaan sebelum
rusak.
Tahap Maintenance Dan Repair
1. Diagnosa : Kegiatan yang dilakukan untuk
mendeteksi kesalahan
2. Pengukurang/pengujian/troubleshooting
3. Menentukan kerusakan
4. Perbaikan/Perawatan
- Fungsi Dari Departement Maintenance Dan Repair
Fungsi departemen pemeliharaan dan perbaikan adalah
agar dapat memperpanjang umur ekonomis dari mesin dan peralatan produksi yang
ada di perusahaan serta mengusahakan agar mesin dan peralatan produksi tersebut
selalu dalam keadaan optimal dan siap pakai untuk pelaksanaan proses produksi.
Selain itu tujuan utamanya adalah untuk
memperpanjang lifetime suatu alat dan menjaganya agar tetap reliable. Oleh
karena itu, reliabilitas suatu alat menjadi
penting. Reliabilitas adalah kemampuan alat melakukan fungsinya tanpa
kegagalan dengan batas waktu yang telah ditentukan. Maintenance yang baik
adalah maintenance yang singkat sehingga downtime tidak terlalu lama dan
fungsionalitas alat tetap terjaga. Downtime adalah waktu dimana alat tidak
dapat dipergunakan karena perbaikan.
Ada 5 faktor yang menentukan lama
downtime:
1. Man power :
Keahlian teknisi
2. Material :
ketersediaan komponen/bahan
3. Machine :
ketersediaan alat pendukung/tools
4. Money :
Ketersediaan budget untuk melakukan perbaikan
5. Market :
Pasar yang menjadi sumber material dan machine
Pada intinya maintenance dilakukan untuk menghindari kegagalan
alat. Apa yang dimaksud dengan kegagalan? Kegagalan adalah
akhir kemampuan suatu alat untuk melaksanakan fungsi yang dipersyaratkan. Kegagalan
dapat didefinisikan lebih lanjut bergantung pada:
1. Tingkat kegagalan: apakah alat
menyimpang dari spesifikasi atau rusak sama sekali?
2. Penyebab kegagalan: Salah pemakaian
(diluar SOAR – Save Operating ARea) ataukah
ada kelemahan alat yang memang melekat sejak alat tersebut dibuat?
3. Rating atau waktu kegagalan: apakah
kegagalan terjadi berangsur-angsur ataukah
secara tiba-tiba?
Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan diatas, tingkat kegagalan
suatu alat juga perlu untuk diketahui. Apakah alat tersebut rusak sepenuhnya
atau hanya sebagian? Berikut adalah kombinasi kegagalan:
1. Kegagalan Catasrtopik: yaitu kegagalan yang terjadi secara
mendadak dan total
(artinya alat tidak dapat digunakan sama sekali).
2. Kegagalan Degradasi : yaitu kegagalan yang terjadi secara
berangsur-angsur dan
sebagian
(artinya kerusakan alat terjadi perlahan namun semakin pasti menuju kearah
kerusakan total).
- Jenis – Jenis Maintenance
Secara garis besar kegiatan perawatan
dapat diklasifikasikan dalam dua macam yaitu: Perawatan terencana (planned
maintenance) dan perawatan tidak terencana (unplanned maintenance). Untuk lebih
jelasnya mengenai pembagian strategi perawatan dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.
1. Perawatan Terencana (Planned
Maintenance)
Dalam perawatan terencana suatu
peralatan akan mendapat giliran perbaikan sesuai dengan interval waktu yang
telah ditentukan sedemikian rupa sehingga kerusakan besar dapat dihindari..
Perawatan terencana (planned maintenance) terbagi menjadi preventive maintenance dan corrective maintenance.
Perawatan terencana (planned maintenance) terbagi menjadi preventive maintenance dan corrective maintenance.
1.
Prefentive
Maintenance. disebut juga tindakan pencegahan atau
overhaul, yaitu kegitaan pemeliharaan dan perawatan untuk mencegah kerusakan
yang tak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang menyebabkan fasilitas
operasi lebih tepat. Pemeliharaan prefentif apabila direncanakan dengan
baik dapat mencegah terjadinya kegagalan atau kerusakan, sebab apabila terjadi
kerusakan peralatan operasi dapat berakibat kemacetan produksi secara total. Untuk
memudahkan pelaksanaan kegiatan preventive maintenance dibuat suatu jadwal
sebagai berikut.
a) Mendistribusikan kegiatan secara merata dalam skala waktunya dengan
memperhatikan
frekuensi kegiatan.
b) Menggunakan check list dengan instruksinya untuk
dipakai sebagai pedoman
oleh
petugas maintenance, serta untuk keseragaman pelaksanaan dan
pengecekan.
c) Perawatan pencegahan dilakukan tepat waktu, kecuali mesin sedang diperbaiki
c) Perawatan pencegahan dilakukan tepat waktu, kecuali mesin sedang diperbaiki
karena
kerusakan atau sedang dibongkar (overhaul).
(a)
CLEANING (Kebersihan Mesin dan Lingkungan
Sekitarnya)
Lantai sekitar mesin harus bersih dari lumuran minyak yang berlebihan pada waktu melaksanakan pelumasan serta dari sampah yang berserakan. Hal ini untuk menghindari tedadinya kecelakaan bagi pekeda (operator) serta menciptakan kenyamanan bekerja. Kebersihan mesin dijaga dengan cara membersihkan mesin tersebut serta diadakan pengecatan kembali.
(b)
INPEKSI
Inspeksi yaitu suatu
aktivitas dalam rangka melaksanakan preventive maintenance (pemeliharaan)
dengan kegiatan survei, penelaahan secara visual, pendeteksian, pengukuran,
penelitian, pencatatan atau pendataan, percobaan.
Mengapa Inspeksi
diperlukan? Inspeksi
diperlukan karena kegiatan inspeksi mempunyai hubungan erat dengan keselamatan
kerja, mencegah terjadinya kerusakan, dan meningkatkan efisiensi ekonomi. Penyebab kerusakan pada
alat/mesinKeausan dan kerusakan
peralatan, operasi yang tidak tepat,
kesalahan dalam merancang.
(c)
RUNNING
MAINTENANCE
Pemberian minyak pelumas secara teratur dan pemeriksaan mesin serta peralatannya secara berkala, bertujuan agar dapat menjaga kelancaran mesin sehingga proses produksi dapat berjalan lancar. Untuk setiap mesin yang ada sudah dipasang suatu alat kontrol untuk mengetahui keadaan minyak pelumas harus ditambah. Penggantian minyak pelumas dilakukan berdasarkan jam kerja mesin atau hasil analisis minyak
di laboratorium.
2.
Corrective
Maintenance. Disebut juga breakdown maintenance,
yaitu kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan setelah terjadi
kerusakan, kegagalan, atau kelainan fasilitas produksi sehingga tidak dapat
berfungsi dengan baik.
(a) SHUTDOWN
Mendadak mati sendiri
/ sengaja dimatikan. Strategi Perawatannya, pemilihan program perawatan
akan mempengaruhi kelangsungan produktivitas produksi pabrik. Karena itu perlu
dipertimbangkan secara cermat mengenai bentuk perawatan yang akan digunakan
terutama berkaitan dengan kebutuhan produksi, waktu, biaya, keterandalan tenaga
perawatan dan kondisi peralatan yang dikerjakan.
(b) BREAKDOWN
Breakdown Maintenance merupakan
perbaikan yang dilakukan tanpa adanya rencana terlebih dahulu. Dimana kerusakan
terjadi secara mendadak pada suatu alat/produk yang sedang beroperasi, yang
mengakibatkan kerusakan bahkan hingga alat tidak dapat beroperasi.
1.
Minor
Overhoul
Overhoul jenis ini sering di abaikan atau di lupakan setelah
beberapakali usaha pengulangan yang gagal. Breakdown akan menyebabkan beberapa
kerugian baik yang langsung maupun yang tidak langsung:
• Kerugian langsung mencangkut biaya perbaikan,
biaya
pencegahan, kerugian
cacat produk, dan lain sebagainya.
• Kerugian tidak langsung mencakup penurunan produksi,
merosotnya moral
karyawan, menurunkan atau merusak citra
perusahaan.
2.
Major
Overhoul
Major Overhaul (turun mesin). Kegiatan maintenance yang
dilaksanakan dengan mengadakan pembongkaran menyelurah dan penelitian terhadap
mesin, serta melakukan penggantian suku cadang yang sesuai dengan
spesifikasinya.
2. Unplanned
Maintenance (Pemeliharaan tak terencana).
Unplanned maintenance
biasanya berupa breakdown/emergency maintenance. Breakdown/emergency
maintenance (pemeliharaan darurat) adalah tindakan maintenance yang dilakukan
pada mesin/peralatan yang masih dapat beroperasi,sampai mesin/peralatan
tersebut rusak dan tidak dapat berfungsi lagi. Melalui bentuk pelaksanaan
pemeliharaan tak terencana ini, diharapkan penerapan pemeliharaan tersebut akan
dapat memperpanjang umur dari mesin/peralatan , dan dapat memperkecil frekuensi
kerusakan.
(a) EMERGENCY MAINTENANCE
Adalah pekerjaan perbaikan yang harus segera dilakukan karena
terjadi kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga.
- Istilah Istilah Maintenance
1.
Availability
Perioda waktu dimana fasilitas/peralatan dalam keadaan siapuntuk dipakai/dioperasikan.
Perioda waktu dimana fasilitas/peralatan dalam keadaan siapuntuk dipakai/dioperasikan.
2.
Downtime
Perioda waktu dimana fasilitas/peralatan dalam keadaan tidak dipakai/dioperasikan.
Perioda waktu dimana fasilitas/peralatan dalam keadaan tidak dipakai/dioperasikan.
3.
Breakdown
Jenis perawatan yang hanya bisa di
lakaukan apabila mesin samasekali mati karena ada kerusakan atau kelainan
dan tidak mungkin dapat di operasikan.
4.
Six Big Losses
Enam bersaudara biang keladi kinerja produksi jadi terseok-seok. Siapa saja mereka?
1. Breakdown
(Down Time Loss), mahluk ini bisa berupa tooling failures, unplanned
maintenance, general breakdowns, equipment
failures, dan
sejenisnya.
2.
Setup and Adjustment (Down Time Loss), yang termasuk kelompok ini di
antaranya setup/ changeover, material shortages, operator shortages, major
adjustment dan warm-up time. Intinya, masalah ini muncul karena
adanya waktu
yang “tercuri” saat setup atau changeover.
3.
Small Stops (Speed Loss), yang mendaftar dalam gerombolan ini di
antaranya obstructed product flows, component jams, misfeed, sensor blocked,
delivery blocked dan cleaning. indikator masalah ini adalah berhentinya
mesin
tidak lebih dari lima menit dan tidak membutuhkan personel
maintenance.
4.
Reduced Speed (Speed Loss), yang termasuk dalam deretan ini di
antaranya
adalah rough running, under nameplate capacity, under design capacity,
equipment wear dan operator inefficiency. Biang keladi munculnya masalah
ini
karena kecepatan proses berada di luar batas toleransi nameplate capacity.
5. Start-up
Reject (Quality Loss), yang terdaftar dalam group ini di antaranya scrap,
rework, in-process damage, in-process
expiration dan incorrect
assembly. Reject ini
biasanya terjadi proses warm-up dan
bisa juga karena
disebabkan oleh kekeliruan set-up mesin.
6.
Production Rejects (Quality Loss), yakni reject yang
terjadi selama proses
produksi.
5. Overhoul
Pemeriksaan dan perbaikan
secara menyeluruh terhadap suatu fasilitas atau bagian dari
fasilitas
sehingga mencapai standar yang dapat diterima.
6. Perhitungan Efisiensi Mesin
Untuk mengukur keandalan di sebuah sistem di mana
setiap komponen atau individu mungkin hanya memiliki tingkat keandalan
tersendiri.
- Keuntungan- keuntungan yang akan diperoleh dengan adanya department MR, adalah sebagai berikut :
1.
Mesin dan peralatan produksi yang ada dalam
perusahaan yang bersangkutan
akan dapat dipergunakan
dalam jangka waktu panjang,
2. Pelaksanaan
proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan berjalan
dengan lancar,
3. Dapat
menghindarkan diri atau dapat menekan sekecil mungkin terdapatnya
kemungkinan
kerusakan-kerusakan berat dari mesin dan peralatan produksi
selama proses produksi
berjalan,
4. Peralatan
produksi yang digunakan dapat berjalan stabil dan baik, maka proses dan
pengendalian kualitas proses harus dilaksanakan dengan baik pula,
5. Dapat
dihindarkannya kerusakan-kerusakan total dari mesin dan peralatan
produksi yang digunakan,
6.
Apabila mesin dan peralatan produksi berjalan
dengan baik, maka penyerapan bahan baku dapat berjalan normal,
7.
Memperpanjang umur pakai dari peralatan
produksi, terutama bagi peralatan yang sulit untuk mendapatkan komponen
pengganti.
8.
Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan
yang di luar batas dan menjaga modal yang di investasikan tersebut,
9.Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan
serendah mungkin, dengan melaksanakan kegiatan pemeliharaan secara efektif dan
efisien,
10. Menghindari
kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan keselamatan para pekerja.
Sumber:
0 komentar:
Posting Komentar