Rabu, 22 Maret 2017

Maintenance Dan Repair

Nama     : Fahreza Saputra
NPM      : 23414789
Kelas     : 3IC08
Maintenance Dan Repair

    • Definisi


Pemeliharaan (maintenance) adalah kegiatan yang dilakukan untuk menjaga kondisi suatu barang agar dapat beroperasi sesuai dengan kemampuannya sampai waktu yang telah ditentukan pada spesifikasinya. Sedangakan repair adalah kegiatan mengganti atau memperbaiki sebagian dari peralatan yang rusak agar dapat beroperasi kembali sesuai fungsi dan kemampuannya seperti keadaan sebelum rusak.

Tahap Maintenance Dan Repair
1. Diagnosa : Kegiatan yang dilakukan untuk mendeteksi kesalahan
2. Pengukurang/pengujian/troubleshooting
3. Menentukan kerusakan
4. Perbaikan/Perawatan


    • Fungsi Dari Departement Maintenance Dan Repair


Fungsi departemen pemeliharaan dan perbaikan adalah agar dapat memperpanjang umur ekonomis dari mesin dan peralatan produksi yang ada di perusahaan serta mengusahakan agar mesin dan peralatan produksi tersebut selalu dalam keadaan optimal dan siap pakai untuk pelaksanaan proses produksi.   
Selain itu tujuan utamanya adalah untuk memperpanjang lifetime suatu alat dan menjaganya agar tetap reliable. Oleh karena itu, reliabilitas suatu alat menjadi penting. Reliabilitas adalah kemampuan alat melakukan fungsinya tanpa kegagalan dengan batas waktu yang telah ditentukan. Maintenance yang baik adalah maintenance yang singkat sehingga downtime tidak terlalu lama dan fungsionalitas alat tetap terjaga. Downtime adalah waktu dimana alat tidak dapat dipergunakan karena perbaikan.

Ada 5 faktor yang menentukan lama downtime:
1. Man power    : Keahlian teknisi
2. Material         : ketersediaan komponen/bahan
3. Machine        : ketersediaan alat pendukung/tools
4. Money           : Ketersediaan budget untuk melakukan perbaikan
5. Market          : Pasar yang menjadi sumber material dan machine

Pada intinya maintenance dilakukan untuk menghindari kegagalan alat. Apa yang dimaksud dengan kegagalan? Kegagalan adalah akhir kemampuan suatu alat untuk melaksanakan fungsi yang dipersyaratkan. Kegagalan dapat didefinisikan lebih lanjut bergantung pada:
1. Tingkat kegagalan: apakah alat menyimpang dari spesifikasi atau rusak sama sekali?
2. Penyebab kegagalan: Salah pemakaian (diluar SOAR – Save Operating ARea) ataukah
    ada kelemahan alat yang memang melekat sejak alat tersebut dibuat?
3. Rating atau waktu kegagalan: apakah kegagalan terjadi berangsur-angsur ataukah
    secara tiba-tiba?
Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan diatas, tingkat kegagalan suatu alat juga perlu untuk diketahui. Apakah alat tersebut rusak sepenuhnya atau hanya sebagian? Berikut adalah kombinasi kegagalan:
1.      Kegagalan Catasrtopik: yaitu kegagalan yang terjadi secara mendadak dan total
      (artinya alat tidak dapat digunakan sama sekali).
2.      Kegagalan Degradasi : yaitu kegagalan yang terjadi secara berangsur-angsur dan
sebagian (artinya kerusakan alat terjadi perlahan namun semakin pasti menuju kearah kerusakan total).

    • Jenis – Jenis Maintenance

            Secara garis besar kegiatan perawatan dapat diklasifikasikan dalam dua macam yaitu: Perawatan terencana (planned maintenance) dan perawatan tidak terencana (unplanned maintenance). Untuk lebih jelasnya mengenai pembagian strategi perawatan dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

    1.  Perawatan Terencana (Planned Maintenance)
Dalam perawatan terencana suatu peralatan akan mendapat giliran perbaikan sesuai dengan interval waktu yang telah ditentukan sedemikian rupa sehingga kerusakan besar dapat dihindari..
Perawatan terencana (planned maintenance) terbagi menjadi preventive maintenance dan corrective maintenance.
1.      Prefentive Maintenance. disebut juga tindakan pencegahan atau overhaul, yaitu kegitaan pemeliharaan dan perawatan untuk mencegah kerusakan yang tak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang menyebabkan fasilitas operasi lebih tepat.  Pemeliharaan prefentif apabila direncanakan dengan baik dapat mencegah terjadinya kegagalan atau kerusakan, sebab apabila terjadi kerusakan peralatan operasi dapat berakibat kemacetan produksi secara total. Untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan preventive maintenance dibuat suatu jadwal sebagai berikut.

a) Mendistribusikan kegiatan secara merata dalam skala waktunya dengan
     memperhatikan frekuensi kegiatan.
b) Menggunakan check list dengan instruksinya untuk dipakai sebagai pedoman
    oleh petugas maintenance, serta untuk keseragaman pelaksanaan dan
    pengecekan.
c) Perawatan pencegahan dilakukan tepat waktu, kecuali mesin sedang diperbaiki
    karena kerusakan atau sedang dibongkar (overhaul).

(a)    CLEANING (Kebersihan Mesin dan Lingkungan Sekitarnya)

Lantai sekitar mesin harus bersih dari lumuran minyak yang berlebihan pada waktu melaksanakan pelumasan serta dari sampah yang berserakan. Hal ini untuk menghindari tedadinya kecelakaan bagi pekeda (operator) serta menciptakan kenyamanan bekerja. Kebersihan mesin dijaga dengan cara membersihkan mesin tersebut serta diadakan pengecatan kembali.

(b)   INPEKSI

Inspeksi yaitu suatu aktivitas dalam rangka melaksanakan preventive maintenance (pemeliharaan) dengan kegiatan survei, penelaahan secara visual, pendeteksian, pengukuran, penelitian, pencatatan atau pendataan, percobaan. Mengapa Inspeksi diperlukan? Inspeksi diperlukan karena kegiatan inspeksi mempunyai hubungan erat dengan keselamatan kerja, mencegah terjadinya kerusakan, dan meningkatkan efisiensi ekonomi. Penyebab kerusakan pada alat/mesinKeausan dan kerusakan peralatan,  operasi yang tidak tepat, kesalahan dalam merancang.

(c)    RUNNING MAINTENANCE

Pemberian minyak pelumas secara teratur dan pemeriksaan mesin serta peralatannya secara berkala, bertujuan agar dapat menjaga kelancaran mesin sehingga proses produksi dapat berjalan lancar. Untuk setiap mesin yang ada sudah dipasang suatu alat kontrol untuk mengetahui keadaan minyak pelumas harus ditambah. Penggantian minyak pelumas dilakukan berdasarkan jam kerja mesin atau hasil analisis minyak
di laboratorium.


2.      Corrective Maintenance. Disebut juga breakdown maintenance, yaitu kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan, kegagalan, atau kelainan fasilitas produksi sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik.

(a)   SHUTDOWN

Mendadak mati sendiri / sengaja dimatikan. Strategi Perawatannya, pemilihan program perawatan akan mempengaruhi kelangsungan produktivitas produksi pabrik. Karena itu perlu dipertimbangkan secara cermat mengenai bentuk perawatan yang akan digunakan terutama berkaitan dengan kebutuhan produksi, waktu, biaya, keterandalan tenaga perawatan dan kondisi peralatan yang dikerjakan.

(b)   BREAKDOWN

Breakdown Maintenance merupakan perbaikan yang dilakukan tanpa adanya rencana terlebih dahulu. Dimana kerusakan terjadi secara mendadak pada suatu alat/produk yang sedang beroperasi, yang mengakibatkan kerusakan bahkan hingga alat tidak dapat beroperasi.

1.      Minor Overhoul
Overhoul jenis ini sering di abaikan atau di lupakan setelah beberapakali usaha pengulangan yang gagal. Breakdown akan menyebabkan beberapa kerugian baik yang langsung maupun yang tidak langsung:
•   Kerugian langsung mencangkut biaya perbaikan, biaya
    pencegahan, kerugian cacat produk, dan lain sebagainya.
•   Kerugian tidak langsung mencakup penurunan produksi,
    merosotnya moral karyawan, menurunkan atau merusak citra
    perusahaan.
2.      Major Overhoul

Major Overhaul (turun mesin). Kegiatan maintenance yang dilaksanakan dengan mengadakan pembongkaran menyelurah dan penelitian terhadap mesin, serta melakukan penggantian suku cadang yang sesuai dengan spesifikasinya.

2. Unplanned Maintenance (Pemeliharaan tak terencana). 
Unplanned maintenance biasanya berupa breakdown/emergency maintenance. Breakdown/emergency maintenance (pemeliharaan darurat) adalah tindakan maintenance yang dilakukan pada mesin/peralatan yang masih dapat beroperasi,sampai mesin/peralatan tersebut rusak dan tidak dapat berfungsi lagi. Melalui bentuk pelaksanaan pemeliharaan tak terencana ini, diharapkan penerapan pemeliharaan tersebut akan dapat memperpanjang umur dari mesin/peralatan , dan dapat memperkecil frekuensi kerusakan.

(a)   EMERGENCY MAINTENANCE

Adalah pekerjaan perbaikan yang harus segera dilakukan karena terjadi kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga.

    •   Istilah Istilah Maintenance
1.       Availability
Perioda waktu dimana fasilitas/peralatan dalam keadaan siapuntuk dipakai/dioperasikan. 
2.       Downtime
Perioda waktu dimana fasilitas/peralatan dalam keadaan tidak dipakai/dioperasikan. 
3.      Breakdown
Jenis perawatan yang hanya bisa di lakaukan apabila mesin samasekali mati karena ada kerusakan atau kelainan dan tidak mungkin dapat di operasikan.
4.      Six Big Losses
Enam bersaudara biang keladi kinerja produksi jadi terseok-seok. Siapa saja mereka?
1.   Breakdown (Down Time Loss), mahluk ini bisa berupa tooling failures, unplanned
    maintenance, general breakdowns, equipment failures, dan sejenisnya.
2.   Setup and Adjustment (Down Time Loss), yang termasuk kelompok ini di
    antaranya setup/ changeover, material shortages, operator shortages, major
    adjustment dan warm-up time. Intinya, masalah ini muncul karena adanya waktu
    yang “tercuri” saat setup atau changeover.
3.   Small Stops (Speed Loss), yang mendaftar dalam gerombolan ini di
     antaranya obstructed product flows, component jams, misfeed, sensor blocked,   
     delivery blocked dan cleaning. indikator masalah ini adalah berhentinya mesin
     tidak lebih dari lima menit dan tidak membutuhkan personel maintenance.
4.   Reduced Speed (Speed Loss), yang termasuk dalam deretan ini di antaranya
     adalah rough running, under nameplate capacity, under design capacity,
     equipment wear dan operator inefficiency. Biang keladi munculnya masalah ini
     karena kecepatan proses berada di luar batas toleransi nameplate capacity.
5.   Start-up Reject (Quality Loss), yang terdaftar dalam group ini di antaranya scrap,
    rework, in-process damage, in-process expiration dan incorrect
    assembly. Reject ini biasanya terjadi proses warm-up dan bisa juga karena
    disebabkan oleh kekeliruan set-up mesin.
6.   Production Rejects (Quality Loss), yakni reject yang terjadi selama proses
     produksi.
5.      Overhoul
                  Pemeriksaan dan perbaikan secara menyeluruh terhadap suatu fasilitas atau bagian dari
                  fasilitas sehingga mencapai standar yang dapat diterima.
6.    Perhitungan Efisiensi Mesin
Untuk mengukur keandalan di sebuah sistem di mana setiap komponen atau individu mungkin hanya memiliki tingkat keandalan tersendiri.

    •           Keuntungan- keuntungan yang akan diperoleh dengan adanya department MR, adalah sebagai berikut :


1.      Mesin dan peralatan produksi yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan
                  akan dapat dipergunakan dalam jangka waktu panjang,
2.      Pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan berjalan
                  dengan lancar,
3.      Dapat menghindarkan diri atau dapat menekan sekecil mungkin terdapatnya
                  kemungkinan kerusakan-kerusakan berat dari mesin dan peralatan produksi
                  selama proses produksi berjalan,
4.      Peralatan produksi yang digunakan dapat berjalan stabil dan baik, maka proses dan pengendalian kualitas proses harus dilaksanakan dengan baik pula,
5.      Dapat dihindarkannya kerusakan-kerusakan total dari mesin dan peralatan
      produksi yang digunakan,
6.      Apabila mesin dan peralatan produksi berjalan dengan baik, maka penyerapan bahan baku dapat berjalan normal,
7.      Memperpanjang umur pakai dari peralatan produksi, terutama bagi peralatan yang sulit untuk mendapatkan komponen pengganti.
8.      Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang di luar batas dan menjaga modal yang di investasikan tersebut,
9.Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan melaksanakan kegiatan pemeliharaan secara efektif dan efisien,
10.  Menghindari kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan keselamatan para pekerja.
Sumber:



Share:

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar

animasi bergerak gif

Universitas Gunadarma

Diberdayakan oleh Blogger.